Sebagai
mahasiswa tentunya punya kewajiban yang harus dipenuhi ketika menempuh masa
studi. Begitu juga dengan calon doktor (Ph.D) di Swedia. Sistem S3 yang unik
dan cukup menantang menjadikan calon doktor di Swedia mempunyai kewajiban utama
melaksanakan KKN! Eittss, tunggu dulu
KKN yang dimaksud bukan KKN yang sering dilakukan politisi kita di tanah air (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme), akan tetapi yang wajib dilakukan oleh mahasiswa S3 di
Swedia adalah Kuliah, Kerja dan Neliti.
Wah bagaimana bisa kuliah, kerja dan penelitian dalam waktu yang bersamaan?
Berikut pemapaparannya.
Jalan-jalan gratis ke
Dublin, dibiayain kantor dan dihitung jam kerja. Tapi harus sambil
mempresentasikan hasil riset juga.
Sistem S3 yang Unik
Sebelum
saya menjelaskan mengenai Kuliah, Kerja
dan Neliti-nya mahasiswa S3 di Swedia, ada baiknya saya menjelaskan
terlebih dahulu secara singkat mengenai sistem pendidikan S3 di salah satu
negara Skandinavia ini. Secara umum pendidikan S3 di Swedia memerlukan waktu
kurang lebih 4.5 tahun dan alih-alih memperlakukan calon doktor sebagai
mahasiswa, di Swedia seseorang yang sedang menempuh studi doktoral diperlakukan
sebagai seseorang yang bekerja alias pegawai.
Nah status pegawainya bisa sebagai pegawai di Industri (Industriell Doktorand)
atau pegawai di Universitas yang bersangkutan (Universitet Doktorand). Karena sistem tersebut, seorang yang ingin
melanjutkan S3 di Swedia harus mendaftar pada lowongan-lowongan S3 yang
tersedia, layaknya seseorang yang ingin mencari pekerjaan. Dan apabila diterima, maka yang bersangkutan
akan diberikan kontrak kerja selama kurang
lebih 4.5 tahun dan diberikan gaji bulanan. Karena merupakan seorang
pegawai, calon doktor tersebut juga berhak mendapat fasilitas-fasilitas
layaknya seorang yang bekerja seperti cuti berbayar minimal 25 hari per tahun, paid parental leave hingga 480 hari, tunjangan
kebugaran hingga 2000 kronor per tahun dan lain sebagainya. Selain
fasilitas-fasilitas tersebut, ada kewajiban-kewajiban yang mesti dilakukan
sesuai dengan kontrak kerja yang sudah disetujui. Pada tulisan ini saya
menyebutnya dengan istilah ”KKN” yaitu
Kuliah, Kerja dan Neliti.
Kuliah Kerja dan Neliti ala Mahasiswa S3
di Swedia
Secara
mendasar mahasiswa S3 di Swedia diwajibkan untuk menghabiskan 40 jam / minggu
untuk melakukan ”KKN” ini. Biasanya
dari 40 jam / minggu tersebut, 80 persen wajib digunakan untuk Kuliah dan Neliti, sisanya 20 persen
digunakan untuk Kerja.
Kuliah
dalam kelas yang diwajibkan untuk mahasiswa S3 biasanya dibagi menjadi dua
jenis, yaitu kuliah teknis (Technical Courses)
dan kuliah non-teknis yang biasanya terkait pembentukan karakter, kepemimpinan,
manajemen dan sebagainya.
Untuk
kuliah teknis biasanya, yang menentukan mata kuliah yang harus diambil dan kapan
harus mengambilnya adalah supervisor mahasiswa S3 yang bersangkutan. Supervisor
akan menilai apakah bekal ilmu yang dimiliki oleh si calon doktor, yang telah
mereka peroleh ketika studi S2 mencukupi untuk melaksanakan penelitian pada
jenjang S3-nya. Sehingga jumlah mata kuliah yang harus diambil tidaklah sama
antara mahasiswa satu dengan yang lainnya. Umumnya satu mata kuliah teknis berbobot
sebesar 7.5 credits. Sekedar
informasi 1 credit itu setara dengan
sekitar 27 jam total beban belajar.
Contoh kuliah umum
teknis di Chalmers.
Untuk kuliah non-teknis sendiri, di Chalmers disebut
dengan Generic and Transferable Skills
(GTS) Course. Secara mendasar, pendidikan doktoral diharapkan tidak hanya
membentuk skill dan kemampuan si calon doctor secara akademis, tetapi si calon
doctor juga diharapkan mampu mengamalkan ilmunya di masyarakat dengan membantu
masyarakat memecahkan masalah-masalah interdisiplin yang akan dapat berkontribusi
dalam pembentukan masyarakat yang madani dan berkelanjutan. Untuk itulah kuliah
GTS ini diwajibkan di Chalmers. Beban mata kuliahnya pun bervariasi antara 1 credit per matakuliah hingga 3 credits per mata kuliah. Dampak
lainnya dari mengikuti mata kuliah ini adalah kita dapat bertemu calon-calon
doktor yang berbeda topik dan grup riset dengan kita dan seringkali dikemas
dalam bentuk training atau seminar.
Selain
kuliah, dalam alokasi 80 persen waktu tersebut, para calon doktor wajib
melaksanakan penelitian. Bisa dibilang pekerjaan utama calon doktor adalah
melakukan penelitian. Pengalaman saya secara pribadi, dari 80 persen alokasi
waktu untuk Kuliah dan Neliti, 70 persen saya gunakan untuk Neliti. Di Swedia kolaborasi antara
Universitas dan Industri sangat kuat sehingga biasanya penelitian ini tidak
hanya dilaksanakan di kampus tetapi juga di fasilitas-fasilitas penelitian yang
dimiliki oleh industri. Keuntungannya adalah para calon doktor bisa fokus
dengan risetnya karena fasilitas yang ada sudah sangat mumpuni. Selain itu, di
Chalmers sendiri setiap mahasiswa S3 akan mendapat Laptop/Personal Computer baru lho dan spesifikasinya di sesuaikan
dengan kebutuhan si calon doktor tersebut. Berbahagialah untuk calon doktor
yang sering melakukan simulasi komputer, karena akan diberikan mobile workstation yang mumpuni.
Beberapa contoh partner
yang bekerja sama di salah satu Research
Centre yang dimiliki Chalmers. Research
Centre ini adalah tempat saya bekerja sehari-hari sebagai mahasiswa S3.
Kuatnya
simbiosis antara industri dengan universitas di Swedia menjadikan industri
sebagai partner penting penelitian mahasiswa S3, yang berperan tidak hanya
sebagai penyandang dana penelitian namun juga berperan sebagai pengguna hasil
penelitian tersebut. Dalam masa dilaksanakan penelitian, industri juga akan
turut serta secara pro-aktif memberikan masukan dan arahan terkait penelitian
yang sedang dilaksanakan. Adapun tujuannya adalah agar hasil penelitian yang
dilakukan tidak hanya berkualitas secara akademis namun juga dapat bermanfaat
untuk dunia industri.
Kuliah dan Neliti sudah dibahas, nah selanjutnya
mengenai aspek Kerja yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa S3 di Swedia. Mahasiswa S3 di Swedia biasanya
diwajibkan untuk melakukan kerja sebesar maksimal 20 persen dari waktu kerja
total yang bersangkutan. Kerja 20 persen ini cukup bervariasi, namun biasanya
adalah mengajar, membimbing thesis mahasiswa S1/S2 dan lain sebagainya seperti memeriksa
ujian ataupun pekerjaan lainnya terkait departement, divisi atau industri dimana
mahasiswa tersebut bernaung.
Mendampingi mahasiswa bimbingan
ketika mereka sidang thesis. Mereka berhasil mempertahankan penelitiannya dan
lulus dengan nilai tertinggi. Bangga!
Seperti
inilah kurang lebih gambaran ”KKN” yang
wajib dilaksanakan oleh calon doktor di Swedia. Tentu tulisan ini merupakan
sebuah generalisasi atau gambaran umum yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman saya pribadi. Tentunya dapat berbeda dengan teman-teman yang juga
sedang menempuh pendidikan S3 di Swedia.
Ayo “KKN” di
Swedia!
Catatan:
Artikel ini sudah dimuat di Blog PPI Swedia (https://ppiswedia.se/masakini/calon-doktor-di-swedia-diwajibkan-untuk-kkn/)
Comments
Post a Comment