Analisa Proses dan Model Perawatan (Maintenance) pada Pintu Pneumatik
Armada Bis Kuning Universitas Indonesia
1.
Pendahuluan
Bis kuning atau yang biasa disebut Bikun oleh para civitas
academica Universitas Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam
kegiatan akademik yang dilaksanakan di Universitas Indonesia. Bis kuning
merupakan satu-satunya transportasi masal yang dapat digunakan secara gratis.
Setiap harinya bis kuning ini beroperasi dengan dua jalur yaitu jalur merah
yang melewati fakultas hukum dan jalur biru yang melewati fakultas psikologi. Bis
kuning mulai beroperasi pada pukul tujuh pagi diawali dari halte asrama menuju
halte-halte fakultas di kedua jalur tersebut lalu kembali lagi ke halte asrama
begitu seterusnya hingga terakhir pukul sembilan malam.
Gambar 1. Bis Kuning UI
Saat ini UI memiliki sebanyak 13 buah armada bis kuning.
Mengingat akan pentingnya bis kuning ini dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
akademik yang berlangsung di Universitas Indonesia maka untuk menjaga agar
kondisi dari bis kuning tetap terjaga kehandalaan maka perawatan (maintenance) mutlak harus dilakukan.
Mulai tahun 2008 bis
kuning di lingkungan Universitas Indonesia telah menggunakan armada dengan
sistem buka-tutup pintu semi otomatis dengan sistem pneumatic dan juga
dilengkapi oleh sistem pengkondisian udara sehingga membuat bis kuning ini sangat
nyaman untuk digunakan. Pada makalah singkat ini akan coba dibahas dan
dianalisa secara sederhana sistem perawatan yang tepat untuk komponen pintu
penumatik bis kuning yaitu pintu yang dioperasikan secara semi otomatis
mengingat akan fungsi dari pintu tersebut yang sangat vital dan juga rawan
kecelakaan jika terjadi kerusakan pada sistem pneumatic pintu bis kuning ini.
2. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dan dianalisa dalam makalah singkat ini
adalah tentang proses perawatan yang tepat yang dapat diaplikasikan pada
komponen-komponen sistem pintu peneumatik pada bis kuning tersebut.
3.
Tinjauan
Pustaka
a.
Definisi
Perawatan
Perawatan
adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan
peranan (fungsional) suatu sistem yaitu peralatan atau mesin sehingga pada saat
dibutuhkan dapat dipakai sesuai kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai
antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan
dengan tetap memperhatikan fungsi pendukungnya serta dengan memperhatikan
kriteria minimasi biaya. Peranan perawatan baru akan sangat terasa apabila
sistem mulai mengalami gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi. (M. Agus
Mustofa, 1997:7)
b.
Total Productive Maintenance (TPM)
Seiichi Nakajima,
Vice Chairman of The Japan Institute of Plan Maintenance mendefinisikan Total
Productive Maintenance (TPM) sebagai suatu pendekatan yang inovatif dalam
maintenance dengan cara mengoptimasi keefektifan peralatan,
mengurangi/menghilangkan kerusakan mendadak (breakdown) dan melakukan perawatan
mandiri oleh operator (Autonomous Maintenance by Operator)
c.
Preventive Maintenance (PM)
Preventive maintenance adalah suatu
pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya
suatu peralatan produksi dan memperpanjang peralatan yang bersangkutan. Tujuan
preventive maintenance adalah untuk dapat mencapai sutua tingkat pemeliharaan
terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh suatu kualitas yang optimim.
d.
Corrective Maintenance (CM)
Corrective maintenance tidak hanya berarti memperbaiki tetapi juga
mempelajari sebab-sebab terjadinya kerusakan serta cara-cara mengatasinya
dengan cepat, tepat dan benar sehingga dapat mencegah terulangnya kerusakan yang serupa.
e. Sistem Pneumatik
Pneumatik berasal dari bahasa
Yunani yang berarti udara atau angin.
Semua sistem yang menggunakan tenaga
yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu
kerja disebut dengan sistem Pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatic
banyak digunakan sebagai sistem automasi. Pneumatik menggunakan hukum-hukum
aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara
atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran
(aerodinamika). Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri
merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan
suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau
peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatic.
4.
Metodelogi
Adapun metodelogi yang digunakan dalam
menganalisa kebutuhan perawatan
(maintenance) pada komponen pintu
pnuematik bus kuning tersebut adalah dengan melakukan studi literatur terhadap
komponen-komponen yang akan dianalisa dan model-model perawatan yang ada
menggunakan sumber-sumber berupa internet, jurnal dan buku-buku terkait setalah
itu dilakukan proses analisa sederhana.
5.
Hasil dan
Analisa
a. Perawatan Pintu Pneumatik
Untuk menjaga terjaganya sistem pneumatic pada pintu bis
kuning makan diperlukan beberapa perawatan yang harus dilakukan yaitu menjaga
kebersihan udara yang digunakan sebagai penggerak sistem, setiap saringan
didalam komponen pneumatic harus selalu dibersihkan dari partikel-partikel debu
atau yang lain yang dapat mengganggu kelancaran sistem pneumatic ini. Salah
satu hal yang terpenting adalah mencegah masuknya fluida cair (seperti air)
kedalam sistem, karena hal tersebut dapat menyebabkan sistem tidak dapat
memberikan tekanan. Operasi dalam temperatur
rendah, walaupun terdapat jumlah air yang sangat kecil dapat menjadi penyebab
serius tidak berfungsinya sistem. Setiap tahap perawatan harus memperhatikan masuknya
air kedalam sistem. Selain itu, kebocoran bagian dalam komponen, seperti kebocoran
pada O-Ring, yang diakibatkan oleh pemasangan
tidak sempurna atau tergores oleh partikel metal atau masa pemakaian yang telah
habis (kadaluarsa) juga dapat menyebabkan sistem hidrolik tidak dapat berfungsi
dengan baik. Pintu pneumatic pada bis kuning sangat perlu dijaga dengan baik
untuk menghindari kerusakan maupun kecelakaan yang dapat terjadi akibat tidak
berfungsinya dengan baik pintu tersebut.
b. Analisa Model Perawatan
Setelah diadakan analisa terhadap sistem penumatik dalam hal ini yang
diaplikasikan pada pintu bis kuning maka dapat diketahui bahwa untuk menjaga
agar sistem pneumatic tersebut dapat berfungsi dengan baik yang terpenting
adalah menjaga kebersihan dari sistem penumatik tersebut jangan sampai ada
partikel atau benda asing yang samuk kedalam sistemnya, selain itu menjaga
sistem pnemuatik tersebut dari kebocoran dan masuknya fluida cair. Setelah
melihat kondisi tersebut maka dapat diketahui model perawatan yang tepat
digunakan adalah sistem perawatan preventif (preventive
maintenance). Perawatan dengan sistem preventif baik dilakukan mengingat
pintu pneumatic dari bis kuning ini setiap hari digunakan dari pukul tujuh pagi
hingga 9 malam sehingga sebaiknya dilakukan perawatn ringan yaitu dengan
mengecek komponen-komponen pneumatic terkait sebelum pintu ini digunakan.
Selain itu Total Productive Maintenance (TPM) juga dapat dilakukan yaitu
perawatan yang wajib dilakukan oleh operator sendiri dalam hal ini sopir bis
kuning sehingga dapat meminimalisir biaya dan mencegah kecelakaan yang terjadi.
6.
Simpulan
Sistem
pneumatic pada pintu bis kuning merupakan salah satu komponen vital untuk
menjaga bis kuning dapat beroperasi dengan baik. Proses perawatan yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sistem pneumatiknya adalah
dengan cara melakukan pengecekan dan perawatan serta pembersihan sederhana
secara berkala pada komponen-komponen dasar seperti O-ring yaitu ketika pagi hari sebelum bis digunakan
sehingga dengan dilakukan perawatan secara berkala dapat mencegah kerusakan
yang terjadi dan juga dapat mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerusakan
pintu pneumatik pada pengguna bis
kuning.
7.
Daftar
Referensi
a. Corder, A., diterjemahkan Hadi,
K., 1992, Tenik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga, Jakarta.
b. Ebeling, E. Charles, 1997, An
Introduction to Reliablity and Maintanability Engineering, Mc Graw – Hill.,
Singapore.
c. Jardine, A.K.S, 1987, Maintenance,
Replacement and Reliability, Pitman Publising, New York.
d.
Lewis, EE., 1987, Introduction To Reliability
Engineering, Department of Mechanical and Nuclear Engineering Northwestern
University, John Willey & Sons.
e.
Krist dr. Ing thomas, 1993, dasar – dasar pneumatik,
erlangga, Jakarta Niemann g ,1986,elemen mesin jilid 1, erlangga,jakarta
Comments
Post a Comment