Satu-satunya yang dapat kamu pilih


Ini sebuah cerita yang diceritakan oleh seorang sahabat ketika mengunjungi saya beberapa waktu yang lalu. Dalam hidup, kita selalu dihadapkan pada pilihan, entah kanan atau kiri, entah sekarang atau nanti, yang jelas setiap saat kita harus memilih.Cerita ini merupakan ceritan tentang sebuah pilihan.
Seorang pria hidup bahagia dengan kedua orang tuanya, ayah dan ibu si pria tersebut, dengan seorang nenek yang merupakan ibu dari ayah pria tersebut, dan seorang putri, anak satu satunya pria tersebut. Pada suatu waktu seorang pria yang sudah merasa hidupnya bahagia tersebut mulai merasa kejenuhan, ada sesuatu yang harusnya ia cari dalam hidup dia. Setidaknya begitulah pikirnya. Akhirnya dia mendatangi seorang yang Bijaksana untuk mulai belajar tentang arti dan makna hidup yang sebenarnya. Cerita ini merupakan pelajaran pertama dari seorang yang Bijaksana tersebut. Mulailah pelajaran pertama dari Guru yg bijaksana terhadap si Pria tersebut.
Sang Guru bertanya kepada sang Pria, jikalau dalam hidup kamu harus melakukan perjalanan, dari 5 orang anggota keluarga yang kamu miliki, kamu hanya boleh membawa empat orang siapakah yang akan kamu tinggalkan? begitulah pertanyaan dari sang Guru kepada Pria tersebut. Sang Pria nampak kebingungan namun tak lama dia menjawab. Saya akan meninggalkan Ayah saya. Beliau laki-laki dan juga saya rasa mampu mengurusi hidupnya sendiri dengan baik, jawab si pria dengan mantap. Lalu sang Guru kembali bertanya, kemudian di perjalanan selanjutnya kamu hanya boleh membawa 3 orang dari 4 anggota keluarga kamu yang kamu ajak, siapakah yang akan kamu tinggalkan?. Si pria kembali berpikir. Kali ini dia berpikir lebih lama dari sebelumnya. Kemudian dia menjawab, saya akan meninggalkan nenek saya. Saya sudah kenal beliau sejak lama, lagi pula beliau sudah tua. Saya yakin akan ada yang mengurusi beliau, jawab si Pria. Sang Guru mendengarkan jawaban si Pria tersebut. Kemudian kembali bertanya, lantas dalam perjalanan selanjutnya kamu hanya boleh membawa 2 saja anggota keluarga kamu, siapa yang akan kamu tinggalkan? sekarang si Pria mulai dihadapkan pada pilihan yang sulit. 3 Orang perempuan yang ia sangat sayangi, Ibunya, Istrinya dan Putrinya. Tapi dia harus memilih. Dia menjawab, saya akan meninggalkan putri saya. Ibu saya sudah cukup tua tidak mungkin saya meninggalkannya, istri saya adalah orang yang sangat sayangi. Untuk putri saya saya yakin suaminya atau calon suaminya bisa bertanggung jawab dan mengurusi dia dengan baik. Kemudian Sang Guru bertanya kembali, dari Ibu dan Istri kamu, siapa yang akan kamu ajak melewati suatu jalan yang harus kamu lewati akan tetapi hanya dapat dilewati oleh kamu dan salah seorang dari mereka? Kali ini si pria benar benar kehabisan akal dan imajinasi harus menjawab apa. Namun pada akhirnya dia memberanikan diri menjawab, saya akan memilih istri saya. Ibu saya juga sangat saya sayangi, namun saya yakin beliau rela jika saya memilih istri saya. Sang guru terdiam sejenak, lalu berkata. “Dalam suatu perjalanan hidup, kamu tidak dapat memilih, siapa ibumu, siapa ayahmu, siapa nenek dan kakekmu, dan siapa anakmu. Tapi dalam hidup kamu dapat memilih siapa yang akan mendampingimu kelak, sebagai istri atau suami kamu. Itulah pilihan terbesar dalam hidupmu. Pilihlah dengan bijak”. Inilah pelajaran pertama tentang arti dan makna hidup dari seorang Guru kepada pria tersebut. Sang guru merasa puas, agaknya si pria dapat menjadi murid yang baik baginya.

Comments