Resolusi vs Revolusi

Suatu hari di bulan desember, di pagi hari dimana saya baru saja bangun tidur, membuat roti, teh dan sarapan sembari membaca koran online, si Teguh yang menghuni kamar di sebelah kamar saya tetiba masuk. Agaknya dia baru bangun tidur, dengan semangat dia berkata, " Bli, Ayok kita buat "REVOLUSI" !". 

Saya membalikan badan, melihat ke arah datangnya suara gaib itu. Dia melanjutkan, "Ini kan bentar lagi tahun 2015, Bagaimana kalau kita buat "REVOLUSI?" . Semangat menggebu dia, sama kuatnya dengan aroma bau jigong yang keluar bak naga menyemburkan api membara. Tak sanggup menahan tertawa, saya lalu tertawa terbahak-bahak." Hahahahahaha, woy yang bener itu "RESOLUSI" bukan "REVOLUSI"." Coba kamu pikir , di Jerman sini, siapa yang mau kita "REVOLUSI" ? Angela Markel ? hahahaha.". Kita bukan Che Guevara ato Soekarno, lagian juga ini dunia aman-aman sentausa, tak ada yg perlu di "REVOLUSI". "Wakakaka" dia tertawa."Maksud saya itu RESOLUSI.". Saya tetiba nyeletuk, " Sebenernya kita ini kan bukan siapasiapa, dalam artian kita bukan pasangan (ya kali gue homo), bukan juga suami istri, jadi kita gausah buat resolusi resolusi bareng (hoekss gue mau muntah)". "Klo emak dan babe lo baru bikin resolusi bareng, misal tahun 2015 tambah anak satu". Saya menjelaskan sambil tertawa. "Ohh, gituuu" dia manggut manggut."Sebenernya pengenya itu kyk, misal, bikin English Day, German Day, Balinese Day, ato hari Jogging dan Hari Bersih-bersih" tambah dia."Oh yang gitu saya setuju, boleh boleh saja". Obrolan hari itu berlanjut karena saya terus membully kata "Revolusi dan Revolusi" nya Teguh. Mari ciptakan Revolusi eh RESOLUSI !

Comments