Sebagai mahasiswa Biasa ( baca mahasiswa yang hidup dari Beasiswa) kebutuhan sebagai mahasiswa harus saya pikirkan setiap saat. Mungkin orang bilang, "Uang bukan segalanya" , saya pun pribadi menyetujui pendapat itu. Tapi ya sebagai mahasiswa, saya sangat butuh uang dan hal hal yg dapat saya lakukan untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa adalah dengan memanfaatkan uang karena bagi kami uang yg kami punya sangat terbatas dan saya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk mendapatkan uang tentu harus didasari cara cara yg benar, sesuai ajaran agama dan norma-norma masyarakat.
Teman-teman mahasiswa ada yg menjadi pengajar bimbel, ada pula yg menjadi pengajar privat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Saya sendiri pernah mencoba menjadi pengajar privat beberapa kali. Memang hasilnya sangat lumayan, namun cukup menyita waktu saya. Saya kemudian berpikir, ada cara lain yang saya bisa lakukan, saya bisa menambah penghasilan dengan cara memenangi perlombaan-perlombaan yang ada untuk mahasiswa. Saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari uang yang diperoleh apabila menjadi juara, selain itu banyak dampak positif yang dapat dihasilkan dari mengikuti lomba-lomba terutama lomba Inovasi (perancangan produk inovasi,pembuatan produk inovatif dan sejenisnya). Dampak positif yang dihasilkan antara lain : dapat membuat kita menjadi berprestasi, tentu saja hal yg membanggakan bukan dapat memenangi perlombaan tingkat mahasiswa ? apalagi perlombaan tersebut skala nasional , terlebih lagi internasional. CV kita pun bisa bertambah "eye catching" ketika kita mencantumkan juara kompetisi tersebut di achievement kita. Dampak berikutnya adalah melatih Otak kita berpikir dan mencerna informasi menjadi sebuah ide baru yg unik. Hal ini sangat pasti terjadi, karena untuk melahirkan suatu macam ide (baik ide baru maupun pengembangan) pasti dilalui proses berpikir terlebih dahulu. Proses inipun bisa terjadi apabila kita sudah banyak membaca dan mencoba mensintesanya ke dalam bentuk ide-ide. Dampak berikutnya adalah, kita dapat membantu orang banyak atau masyarakat umum. Mengapa hal ini bisa terjadi ? dalam membuat suatu produk inovatif, biasanya, si empu produk ini pasti mencoba memecahkan permasalahan yg terjadi di masyarakat yang menggelitik otaknya untuk menemukan solusi yg tepat. Apabila solusi tersebut berhasil maka tentu dapat bermanfaat untuk orang banyak. Dampak tak langsung lainnya adalah masuk koran. Ini saya katakan merupakan dampak tak terduga dan tak diharapkan. Bisa saja kan kita masuk koran karena wartawan koran tersebut tertarik dengan produk yg kita hasilkan ?
Kisah nyatanya adalah dibalik pembuatan "Kotak Kuning Penghalau Tuberkolosis". Pemeran utamanya adalah Ranggi Sahmura, Cahya Tri Anggara dan Saya sendiri. Pada suatu hari saya mendapat informasi (sekitar akhir tahun 2012 bulan November) tentang akan diadakannya lomba karya inovatif mahasiswa tingkat Universitas Indonesia. Sebetulnya saya berpikir, disaat terakhir terakhir mendekati limit waktu pengerjaan skripsi agaknya kurang pas jika saya mengikuti perlombaan ini karena akan sangat menyita waktu saya yang sudah hampir 6 bulan ini dikhususkan untuk mengerjakan skripsi yg merupakan salah satu syarat menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana di Universitas Indonesia. Namun melihat jumlah hadiah yg sangat besar membuat saya cukup bersemangat untuk mengikuti perlombaan ini. Terlebih lagi kami sangat didukung oleh fasilitas Lab Applied Heat Transfer Research Group (AHTRG) dan juga oleh pembimbing kami Prof. Dr.Ing Nandy Putra. Alhasil dalam waktu kurang dari dua minggu kami pun berusaha mempersiapkan perlomban ini disela-sela waktu kami yang sebagian besar difokuskan untuk menyelesaikan skripsi tersebut. Sebelumnya saya sempat menulis mengenai pemanfaatan termoelektrik sebagai pendingin untuk alat vaksin portabel yang dahulu saya kerjakan sebagai karya tulis pemilihan mahasiswa utama istimewa berprestasi di FT UI yg juga dibimbing oleh Prof Nandy. Kemudian karena waktu yang terbatas, kami pun memutuskan untuk mewujudkan alat pembawa vaksin tersebut. Pada dasarnya alat pembawa vaksin ini merupakan slaah satu alat yang telah dipatenkan oleh Prof Nandy Putra. Namun kami melakukan beberapa modifikasi atau pembaharuan untuk menciptakan alat pembawa vaksin yang lebih baik lagi dalam hal penjagaan temperatur rendahnya. Sukses pun kami peroleh.kami menjadi Runner Up dalamperlombaan tersebut dan berhak mendapatkan hadiah sebesar 7.5 juta rupiah. Sangat mengembirakan. !
Berikut Artikeldari Koran Tempo yang meliputi alat yang kami buat :
Berikut Artikeldari Koran Tempo yang meliputi alat yang kami buat :
Artikel pada Koran Tempo yang membahas mengenai Alat kami |
untuk versi lengkap artikel dari tempo akan saya posting pada posting berikutnya.
Cukup menarik karena Koran Tempo menyampaikan informasi-informasi yang sangat teknis yang kami jelaskan kedalam bahasa bahasa yang sangat mudah dipahami oleh orang banyak.
Berikut beberapa foto yang kami ambil dalam perlombaan tersebut.
Cukup menarik karena Koran Tempo menyampaikan informasi-informasi yang sangat teknis yang kami jelaskan kedalam bahasa bahasa yang sangat mudah dipahami oleh orang banyak.
Berikut beberapa foto yang kami ambil dalam perlombaan tersebut.
Ranggi, Alit, Cahya |
Semoga mampu menginspirasi kawan-kawan semuanya.
Comments
Post a Comment